Rabu, 24 Juli 2019

Teks dan Pertunjukan Teater

Ilhan Beyazay @flickr.com
Ada dua hal yang bisa dibedakan dalam peristiwa teater, yaitu pertunjukan dan apa yang dipertunjukkan. Kita juga bisa menyebutnya sebagai perbedaan antara produksi dan naskah lakon itu sendiri, misalnya, produksi Hamlet oleh Royal Shakespeare Company (RSC) and naskah lakon Hamlet karya Shakespeare.

Dalam teater, kita biasanya menyebut apa yang dipertunjukkan sebagai "naskah lakon." Istilah ini tidak tepat. Bagaimanapun, dalam hal ini kita juga berbicara tentang “melihat” sebuah naskah lakon. Contohnya  pertunjukan Hamlet oleh RSC. Kita lebih condong mengarah pada pertunjukan (oleh RSC) dari pada teks (naskah lakon karya Shakespeare).

Sebuah buku yang berisi "Kumpulan Drama William Shakespeare" akan menjadi sebuah kumpulan teks, bukan pertunjukan. Ketika kita berbicara tentang melihat pertunjukan, kita berbicara tentang mendengarkan dialog dan melihat serangkaian acting sebagaimana tercatat dalam teks tertentu. Setiap naskah lakon (teks) memiliki elemen-elemen yang dibutuhkan untuk sebuah produksi pementasan naskah lakon bersangkutan. Sehingga jika seseorang tidak menggunakan teks Hamlet (misalnya), orang sama sekali tidak bisa dikatakan menggarap Hamlet. Ini menunjukkan bahwa ketika kita berbicara tentang naskah lakon, yang kita maksudkan adalah teks.

Selanjutnya, ketika kita menghadiri pertunjukan drama, kita tidak mengalami teks tertulis. Sebaliknya, kita melihat aktor mengucapkan barus-baris kalimat dan menampilkan acting yang dijelaskan dalam teks. Kita juga melihat set, lampu, kostum dan beragam acting yang sama sekali tidak dituliskan dalam teks. Jadi, kita seharusnya tidak samakan lakon dengan teks. Sebagai gantinya, mari kita meminjam istilah dari Wolterstorff (1975) dan menunjuk hal yang ditampilkan dalam pertunjukan teater sebagai karya pertunjukan.

Ini penting untuk dicatat bahwa karya pertunjukan adalah hal yang dipertunjukkan; itu semata bukan pertunjukan itu sendiri. Ini mengacu pada dialog dan acting yang telah diciptakan bagi para aktor untuk tampil, beserta dengan elemen-elemen lain seperti karakter dan alur peristiwa. Karya pertunjukan adalah sebuah konsep abstrak, tetapi dialog dan acting biasanya dinotasikan dalam bentuk konkret sebuah naskah lakon (teks).
Photo by Vadim Fomenok on Unsplash

Secara sederhana, kita dapat menganggap naskah lakon sebagai karya penulis naskah, meskipun sekadang naskah (teks) dihasilkan secara kolaborasi atau dengan cara lain. Selain itu, tidak semua pertunjukan teater menggunakan naskah tertulis. Beberapa pertunjukan berangkat dari garis besar plot atau perencanaan lain. Ada beberapa melakukan improvisasi secara langsung berdasarkan unsur-unsur yang tidak banyak. Orang mungkin berpendapat bahwa untuk bentuk seperti itu, tidak ada sesuatu yang dipertunjukkan, kecuali hanya pertunjukan itu sendiri. (ye)

Sumber: The Difficulty of An Ontology of Live Performance by Colin Doty (UCLA)

Fungsi Teater bagi Kehidupan Manusia

Theatre company YesYesNoNo is committed to live-streaming its show The Accident Did Not Take Place in the near future Teater membantu kita m...