Rabu, 10 April 2019

4 Tips Acting yang juga Bermanfaat untuk Kehidupan

Tip-tip berikut tidak hanya untuk aktor kawakan atau pemula. Bahkan Anda  tidak biasa tampil di panggung atau di depan kamera pun bisa menerapkannya. Beberapa aturan untuk acting yang sukses (berdasar tehnik Practical Aesthetics) ini bisa diterapkan untuk meraih kehidupan yang sukses.

Photo by Andrei Lazarev on Unsplash

1. Melampaui kesadaran diri dengan berkonsentrasi pada orang lain

Dalam berbagai tingkatan, semua manusia memiliki kecenderungan memikirkan diri sendiri. Jika kita terlalu asyik pada diri sendiri dan kita hanya fokus pada apa yang orang lain pikirkan tentang kita, maka hal itu bisa mengakibatkan kejengkelan hingga kecemasan yang melumpuhkan. Salah satu aturan dalam seni peran (acting) adalah melepaskan kesadaran diri (self-consciousness) yang mengarah pada perhatian pada diri sendiri. Acting buruk sering terjadi karena aktor tenggelam dalam self-consciousness. Kita bisa mengenali aktor yang hanya peduli dengan penampilan atau ia hanya memamerkan vokalnya. Hal tersebut mengasingkan aktor dari penonton dan aktor kehilangan kredibilitas.

Aktor dapat menghindari jebakan itu dengan jalan ia mengalihkan perhatian pada hal lain. Sebaiknya ia merespon apa yang dia lihat dan fokus pada reaksi rekan main. Sekadang aktor sering lupa bahwa dia sedang acting dengan jalan ia meletakkan semua fokus pada orang lain. Tujuan aktor di atas panggung tercapai, jika ia merespon orang-orang sekitar.

Jika kita sedang melakukan pitching (pengajuan ide) pada klien dalam sebuah pertemuan atau kita membujuk seorang teman, maka kita harus konsentrasi penuh pada orang lain dan kita memperhatikan respon mereka. Hal demikian akan membuat kita tampak lebih baik daripada fokus pada diri sendiri.

2. Fokus pada apa yang Anda bisa kendali, bukan apa yang Anda tidak bisa kendali.

Sekadang orang tidak bisa mengedalikan emosi, tetapi dia bisa mengendalikan tindakan. Meskipun kita khawatir apakah kita bisa atau tidak melakukan pekerjaan saat magang kerja atau bekerja, tetapi kita bisa fokus dengan segala usaha yang kita terapkan. Meskipun para eksekutif tidak dapat mengendalikan perilaku para karyawannya, mereka dapat menetapkan sebuah contoh bagus dan merawat sebuah lingkungan yang baik.

Dalam kelas, Scott Zigler selalu menekankan bahwa “indikasi” adalah sebuah tanda acting buruk. Dalam menyaksikan sebuah pertunjukan, kita bisa sangat mudah mengenali apakah aktor benar-benar marah atau hanya berusaha bertindak marah (“indikasi” marah). Untuk menghindari hal ini, aktor butuh melepaskan diri sendiri dari pikiran bahwa dia membutuhkan melakukan sebuah emosi tertentu. Dia tidak bisa mengendalikan reaksi emosi dan mengatakan pada diri sendiri sendiri bahwa ia “merasa” marah. Hal ini akan terlihat seperti kepura-puraan. Namun, tindakan yang dia ambil dan cara dia merespon pada berbagai karakter (tokoh) ada dalam kendalinya. Hal ini bukan usaha untuk tampil marah, tetapi tindakan dan fokus dia pada karakter (tokoh) di mana dia berinteraksi yang akan menyebabkan dia marah.

3. Temukan hal simpatik tentang tokoh jahat

Sangat perlu untuk memainkan peran tokoh jahat dengan sukses. Jika Anda memerankan tokoh jahat dalam sebuah lakon, maka sangat menarik jika Anda bisa menemukan sesuatu yang simpatik tentang tokoh Anda. Adalah tidak mungkin memainkan sebuah karakter jika Anda hanya melabelinya sebagai orang gila atau jahat. Sebaliknya, Anda harus terhubung dengan karakter yang Anda mainkan dari sudut pandang tokoh itu. Tokoh yang dianggap jahat itu percaya bahwa tindakan-tindakan mereka benar. Bahkan mereka bisa tidak menyadari bahwa mereka salah. Hitler mengira bahwa ia menyelamatkan Jerman.

Photo by Francesco Ungaro from Pexels

4. Bukan apa kata Anda, tetapi bagaimana Anda mengatakannya

Saya sering menjadi frustasi selama latihan ketika saya merasa bahwa dialog pada naskah aneh atau di luar tokoh. Bagaimanapun, aktor yang baik tidak bergantung dan mengandalkan kata-kata dalam naskah. Dialog dalam naskah hanya sarana seorang tokoh mencapai tujuan. Kata-kata tidak sepenting nada suara, perubahan suara, dan bahasa tubuh. Kata-kata “aku cinta padamu,” dapat digunakan pada seseorang dengan makna: “Saya peduli padamu,” atau “Aku berusaha membawamu keluar dari kamar”. Manusia bisa mendeteksi tanda-tanda emosi sekecil apapun –dari suara yang menunjukkan kekhawatiran hingga kecemasan dari pola bernafas seseorang. Kita jangan sampai dikekang oleh naskah, tetapi kita harus menyadari pesan-pesan –tersembunyi di balik kata-kata yang ada.

Dalam kehidupan nyata atau panggung, sangat penting membiarkan kesadaran diri dan fokus pada yang ada di sekeliling kita. Satu kali saat Anda kencan, berhenti berpikir bagaimana penampilan Anda dan fokus pada seseorang yang cantik di depan Anda. Kita tidak dapat mengedalikan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, tetapi kita bisa mengendalikan tindakan-tindakan dan respon-respon kita. Anda mungkin berpikir bahwa kehidupan Anda akan lebih baik tanpa rekan kerja atau bos, tetapi cobalah masuki pikirannya dan lihat bagaimana mereka memandang dunia ini. William Shakespeare berkata “Dunia ini panggung sandiwara.” Jika itu masalahanya, maka kita mungkin bisa sebagus aktor di pertunjukan kehidupan besar ini. (ye)

Sumber: https://www.huffpost.com/entry/acting-for-stage-is-actin_b_2846846

Fungsi Teater bagi Kehidupan Manusia

Theatre company YesYesNoNo is committed to live-streaming its show The Accident Did Not Take Place in the near future Teater membantu kita m...