Kamis, 14 Maret 2019

Dramatic Reading dan Hal-hal Dasar

Dramatic reading pada dasarnya adalah penyampaian tafsir karya seorang pengarang pada pemirsa yang dilakukan dengan membaca dan bukan menghafal. Seorang pembaca mengkomunikasikan makna yang disertai emosi pada pemirsa. Semua itu dilakukan tanpa properti, kostum, tata cahaya, tata suara atau perangkat pendukung pementasan lain. Pembaca mengasumsikan identitas seorang tokoh dan ia memotret aspek-aspek dramatik, seperti fisik dan emosi tokoh bersangkutan dan suasana.
Penyajian sebisa mungkin menghindari penggunaan sound FX atau musik eksternal kecuali sangat dibutuhkan pada bagian-bagian tertentu. Jika ada beberapa tokoh dalam sebuah naskah, maka bisa ditunjukkan oleh perubahan suara, gesture, dan postur untuk masing-masing tokoh. Selain itu perlu diingat bahwa jika ada lebih dari satu pembaca, maka tidak ada kontak fisik dan mata dalam sebuah lakon.

Penafsiran pembacaan mulai dengan sebuah pemahaman bahan-bahan secara baik.
Pembaca perlu melakukan analisa dan study terhadap karya yang ia sudah pilih. Pembaca terus menggali pemikiran apa yang terkandung dalam karya itu. Barulah pembaca bisa mengambil kesimpulan tema dari keseluruhan isi karya itu atau hal dominan apa yang ingin pembaca sampaikan. Pembaca mencoba membayangkan dan memvisualkan setiap kata sehingga semua itu membantu pembaca mengkaitkan pengalaman dan karya yang dibaca.

Pambaca perlu memikirkan apa yang akan menjadi pembuka penyajian.  Pembukaan yang baik bertujuan untuk meraih perhatian pemirsa, membangun panggung untuk pembacaan dan point of view, konteks cerita dan lain sebagainya. Pembaca juga harus menjelaskan pilihan karya yang diambil, judul, dan siapa pengarangnya. Bahkan jika perlu pembaca menjelaskan konteks dan peran setiap tokoh. Pembaca juga tidak lupa membangun transisi yang baik antara bagian (babak) satu dengan yang lain.
Foto: https://www.kotajogja.com/6034/dramatic-reading-teater-gandrik-orde-tabung/
Pembaca yang baik harus memiliki disiplin latihan yang baik. Pembaca melakukan pembacaan karya secara keras untuk kelancaran dan kesinambungan isi cerita. Pembaca bisa menjaga pikiran dan perasaan demi mempertahakan keutuhan cerita. Bila perlu pembaca menghadirkan penonton (walau sedikit) saat dia melakukan latihan membaca cerita.

Suara adalah modal penting bagi seorang pembaca. Ia menciptakan sebuah atmosfer atau konteks cerita dengan suaranya. Agar pembaca membaca naskah secara ekspresif, maka ia menggunakan beragam perangkat vokal. Ia menciptakan perbedaan berbagai karakter, perkembangan aksi, dan indikasi emosi dengan vokal berkualitas. Oleh karena itu, irama, langkah, dan nada termasuk pause dan spasi yang efektif untuk kata-kata perlu menjadi perhatian.(ye)

Fungsi Teater bagi Kehidupan Manusia

Theatre company YesYesNoNo is committed to live-streaming its show The Accident Did Not Take Place in the near future Teater membantu kita m...