Kamis, 02 Mei 2019

Listrik, Cahaya, dan Panggung

Photo by LinYongchen on flickr


Dua ahli teori dan perancang gerakan non-ilusionis panggung terkemuka adalah Adolphe Appia (Swiss) dan Edward Gordon Craig (Inggris). Appia menyatakan bahwa tujuan mendasar dari produksi teater adalah kesatuan artistik. Dia menyimpulkan bahwa ada tiga elemen yang saling bertentangan dalam sebuah produksi pementasan teater. Ketiganya adalah aktor (wujud tiga dimensi) yang beracting, set panggung vertikal yang diam, dan lantai horizontal.

Dia juga  mengkategorikan pencahayaan panggung mencakup tiga hal: lampu general atau yang menimbulkan pencahayaan luas; cahaya formatif yang menciptakan bayangan, dan cahaya yang menciptakan efek pada set panggung. Dia berpendapat bahwa teater ilusionis hanya menggunakan yang pertama dan terakhir.

Appia mengusulkan mengganti lukisan pemandangan ilusi dengan struktur tiga dimensi yang dapat diubah tampilannya dengan memvariasikan warna, intensitas, dan arah pencahayaan. Struktur solid, menurut Appia, akan berfungsi untuk menciptakan ikatan antara lantai horizontal dan pemandangan vertikal dan meningkatkan gerakan aktor, yang secara ritmik dikendalikan oleh musik iringan.

Lampu, juga akan berubah sebagai respons terhadap musik, sehingga mencerminkan atau memunculkan perubahan dalam emosi, suasana hati, dan tindakan. Dalam menciptakan sebuah adegan, Appia menganggap cahaya seperti sebuah  musik visual dengan cakupan ekspresi dan intensitas yang sama.

Dari sudut pandang teknis, pemanfaatan tenaga listrik memberi pengaruh besar pada desain panggung dan teknik-teknik produksi pemetasan teater. Pencahayaan panggung yang terencana sebagai lawan dari penerangan panggung biasa,  mampu meningkatkan derajat bentuk seni dan merevolusi dekorasi, desain dan bentuk panggung.

Untuk pertama kalinya sejak teater pindah ke ruang tertutup sejak jaman Renaissance, pencahayaan memadai dan aman menjadi niscaya. Tetapi di luar sekedar fungsi dan keamanan,  media itu mempunyai kelenturan dan kehalusan yang membuatnya menjadi bagian bagian integral efek pemanggungan dan meningkatkan ekspresi visual untuk tujuan artistik.

Di luar pengembangan pencahayaan panggung serta teori dan teknik yang dipelopori oleh Appia dan Craig, listrik memberikan solusi bagi banyak masalah yang muncul sehubungan dengan perubahan (pergantian) adegan dalam pemanggungan.

Photo by Mattias Karlsson on flickr

Tuntutan untuk perubahan yang cepat dari kerumitan set natural bertemu dengan tuntutan untuk “dematerialisasi” panggung. “dematerialisasi” panggung bertujuan agar berjalannya tampilan simbolis satu ke simbolis lain bergerak dengan lancar.

Selain itu, mereka yang ingin melakukan pembaharuan juga menginginkan sebuah perubahan adegan dapat dilakukan secara sederhana dan cepat dalam panggung terbuka.

Penemuan dan instrumen baru yang praktis banyak dirancang dari hasil gagasan para teoritikus. Temuan-temuan yang ada banyak diadaptasi oleh desainer, sutradara, dan insinyur panggung di Barat dan sebagai pusat inovasi terbesar adalah Jerman. (yem)


Tidak ada komentar:

Fungsi Teater bagi Kehidupan Manusia

Theatre company YesYesNoNo is committed to live-streaming its show The Accident Did Not Take Place in the near future Teater membantu kita m...