Rabu, 12 April 2017

PASAR SENEN DAN SEJARAH TEATER INDONESIA

sumber: https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/04/25/357031/670x335/ini-asal-usul-pasar-senen.jpg
Pasar Senen menjadi tempat berkumpul para seniman yang masih dijangkiti rasa nasionalisme pasca kemerdekaan. Wilayah ini berjarak beberapa kilometer berada di sebelah Tenggara kota VOC lama. Gubernur Jenderal (Perancis), Herman William Daendels (1808-1811) memindahkan Batavia ke daerah baru ini karena menghindari nyamuk malaria dan ia membayangkan tempat ini menjadi sebuah pusat kota baru yang lebih republik, bukan bergaya feodal.

Tahun 1950an,  para seniman yang sering nongkrong di kawasan Pasar Senen adalah bagian dari pemuda-pemuda yang datang dari seluruh pelosok negeri yang baru saja merdeka. Mereka semua menjadikan bekas pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda ini sebagai ruang untuk meraih dan menciptakan segala kesempatan yang tidak tersedia di desa-desa dan daerah asal masing-masing.
Jurnal Sastra Aneka mengumpulkan seri ilustrasi-ilustrasi pendek dengan tajuk Keajaiban Pasar Senen pada tahun 1971. Misbach Jusa Biran sebagai penulis yang memotret kelahiran kegiatan seni budaya poskolonial tersebut.

Sebelum  TIM merebut kekuasaan tempat ini pada tahun 1968, Pasar Senen menjadi sebuah titik temu untuk segala kebersamaan. Para seniman memiliki tempat leyeh-leyeh dan udad-udud alias nongkrong ceria di Restoran Ismail Merapi. Di tempat tersebut, para Seniman Senen bisa minum kopi dan berdebat soal filsafat maupun estetika (sepeteri digambarkan dalam novel “Keajaiban Pasar Senen” karya Misbach Jusa Biran). Menurut Misbach, sebagian dari mereka inilah memiliki keinginan membuat ‘teater’. Ketika mereka menggunakan kata itu, mereka belum pernah mebicarakan genre-genre pertunjukan yang sudah dipelajari oleh para etnografer. Mereka juga tidak berpikir tentang Lenong Betawi atau genre lokal lain. Makna ‘teater’ bagi Seniman Senen adalah sebuah genre baru yang terpisah dari tradisi desa dan juga pertunjukan komersial era kolonial. Poko’e teater!


Dicuplik dari: Indonesian Postcolonial Theatre by Evan Darwin Winet

Tidak ada komentar:

Fungsi Teater bagi Kehidupan Manusia

Theatre company YesYesNoNo is committed to live-streaming its show The Accident Did Not Take Place in the near future Teater membantu kita m...