Photo by LinYongchen on flickr |
Dua ahli teori dan perancang gerakan non-ilusionis panggung
terkemuka adalah Adolphe Appia (Swiss) dan Edward Gordon Craig (Inggris). Appia
menyatakan bahwa tujuan mendasar dari produksi teater adalah kesatuan artistik.
Dia menyimpulkan bahwa ada tiga elemen yang saling bertentangan dalam sebuah
produksi pementasan teater. Ketiganya adalah aktor (wujud tiga dimensi) yang beracting,
set panggung vertikal yang diam, dan lantai horizontal.
Dia juga mengkategorikan pencahayaan panggung mencakup
tiga hal: lampu general atau yang menimbulkan
pencahayaan luas; cahaya formatif yang menciptakan bayangan, dan cahaya yang
menciptakan efek pada set panggung. Dia berpendapat bahwa teater ilusionis
hanya menggunakan yang pertama dan terakhir.
Appia mengusulkan mengganti lukisan pemandangan ilusi dengan
struktur tiga dimensi yang dapat diubah tampilannya dengan memvariasikan warna,
intensitas, dan arah pencahayaan. Struktur solid, menurut Appia, akan berfungsi
untuk menciptakan ikatan antara lantai horizontal dan pemandangan vertikal dan
meningkatkan gerakan aktor, yang secara ritmik dikendalikan oleh musik iringan.
Lampu, juga akan berubah sebagai respons terhadap musik,
sehingga mencerminkan atau memunculkan perubahan dalam emosi, suasana hati, dan
tindakan. Dalam menciptakan sebuah adegan, Appia menganggap cahaya seperti
sebuah musik visual dengan cakupan
ekspresi dan intensitas yang sama.
Dari sudut pandang teknis, pemanfaatan tenaga listrik memberi
pengaruh besar pada desain panggung dan teknik-teknik produksi pemetasan teater.
Pencahayaan panggung yang terencana sebagai lawan dari penerangan panggung
biasa, mampu meningkatkan derajat bentuk
seni dan merevolusi dekorasi, desain dan bentuk panggung.
Untuk pertama kalinya sejak teater pindah ke ruang tertutup
sejak jaman Renaissance, pencahayaan
memadai dan aman menjadi niscaya. Tetapi di luar sekedar fungsi dan
keamanan, media itu mempunyai kelenturan
dan kehalusan yang membuatnya menjadi bagian bagian integral efek pemanggungan
dan meningkatkan ekspresi visual untuk tujuan artistik.
Di luar pengembangan pencahayaan panggung serta teori dan
teknik yang dipelopori oleh Appia dan Craig, listrik memberikan solusi bagi
banyak masalah yang muncul sehubungan dengan perubahan (pergantian) adegan
dalam pemanggungan.
Photo by Mattias Karlsson on flickr
Tuntutan untuk perubahan yang cepat dari kerumitan set natural
bertemu dengan tuntutan untuk “dematerialisasi” panggung. “dematerialisasi”
panggung bertujuan agar berjalannya tampilan simbolis satu ke simbolis lain bergerak
dengan lancar.
Selain itu, mereka yang ingin melakukan pembaharuan juga menginginkan
sebuah perubahan adegan dapat dilakukan secara sederhana dan cepat dalam panggung
terbuka.
Penemuan dan instrumen baru yang praktis banyak dirancang dari
hasil gagasan para teoritikus. Temuan-temuan yang ada banyak diadaptasi oleh
desainer, sutradara, dan insinyur panggung di Barat dan sebagai pusat inovasi
terbesar adalah Jerman. (yem)
Sumber: https://www.britannica.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar