Membangun harmoni dan energi tubuh
Gedruk adalah istilah dalam Bahasa Jawa untuk menggambarkan
atau mengartikan gerakan dalam pelatihan Metode Suzuki. Tenaga (energy) yang muncul ketika kaki
menghentak ke lantai menyebar ke menuju tubuh bagian atas. Tetapi tenaga yang
tidak mengalir ke tubuh bagian atas sebagaimana mestinya akan menyebabkan bagian
itu bergetar (nggregeli). Untuk memperkecil kemungkinan transfer tenaga semacam itu, aktor harus belajar mengendali dan
mengisi energi pada wilayah panggul. Dia memberi perhatian pada bagian tengah
tubuh. Dia harus belajar mengukur secara terus-menerus hubungan antara bagian
atas dan bawah. Semua itu dilakukan sembari melakukan gerakan menghentakkan
kaki alias gedruk. Soal pernafasan
juga penting. Jika aktor tersebut tidal memiliki ketepatan untuk mengkontrol pernafasan
maka saat ia menuju akhir latihan tubuh bagian atasnya akan mulai gemetar. Ia
akan kehilangan irama.
Teater modern tidak memberi tekanan pada ekspresi kaki. Untuk itu
Metode Suzuki hadir memberi kaki kembali mempunyai arti. Latihan itu bentuknya
gedruk Sebuah pertunjukan mulai ketika kaki aktor menyentuh tanah, parket, atau
panggung. Aktor seperti meletakkan akar dan ia merasakan sensasi itu ketika ia mengangkat
dengan ringan tubuhnya dari titik (akar) itu. Aktor menyusun seluruh keberadaa diri
berlandaskan kesadaran hubungannya dengan tanah ketika ia membuat kontak dengan
lantai.
Soal
kaki bersentuhan tanah beserta makna wigati
yang terkandung di dalamnya juga ada pada balet. Pirouette adalah gerakan tubuh yang berputar dengan bertumpu hanya pada satu kaki pada balet. Pirouette menjadi simbol gagasan tentang
hubungan tubuh (kaki) dengan tanah (bumi). Ini menjadi simbol harmoni dan
keseimbangan antara langit dan bumi, tinggi dan rendah, tanpa bobot dan berat. Apa
yang jadi pendapat Gerhard Zacharias, seorang pengamat tari asal Belanda ini
juga menjadi kajian Tadashi Suzuki ketika ia menciptakan metode pelatihannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar