sumber: https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/04/25/357031/670x335/ini-asal-usul-pasar-senen.jpg |
Pasar Senen menjadi
tempat berkumpul para seniman yang masih dijangkiti rasa nasionalisme pasca
kemerdekaan. Wilayah ini berjarak beberapa kilometer berada di sebelah Tenggara
kota VOC lama. Gubernur Jenderal (Perancis), Herman William Daendels
(1808-1811) memindahkan Batavia ke daerah baru ini karena menghindari nyamuk
malaria dan ia membayangkan tempat ini menjadi sebuah pusat kota baru yang
lebih republik, bukan bergaya feodal.
Tahun 1950an, para seniman yang sering nongkrong di kawasan
Pasar Senen adalah bagian dari pemuda-pemuda yang datang dari seluruh pelosok
negeri yang baru saja merdeka. Mereka semua menjadikan bekas pusat pemerintahan
kolonial Hindia Belanda ini sebagai ruang untuk meraih dan menciptakan segala
kesempatan yang tidak tersedia di desa-desa dan daerah asal masing-masing.
Jurnal Sastra Aneka
mengumpulkan seri ilustrasi-ilustrasi pendek dengan tajuk Keajaiban Pasar Senen
pada tahun 1971. Misbach Jusa Biran sebagai penulis yang memotret kelahiran kegiatan
seni budaya poskolonial tersebut.
Sebelum TIM merebut kekuasaan tempat ini pada tahun 1968,
Pasar Senen menjadi sebuah titik temu untuk segala kebersamaan. Para seniman memiliki
tempat leyeh-leyeh dan udad-udud alias nongkrong ceria di Restoran
Ismail Merapi. Di tempat tersebut, para Seniman Senen bisa minum kopi dan
berdebat soal filsafat maupun estetika (sepeteri digambarkan dalam novel “Keajaiban Pasar Senen” karya Misbach
Jusa Biran). Menurut Misbach, sebagian dari mereka inilah memiliki keinginan
membuat ‘teater’. Ketika mereka menggunakan kata itu, mereka belum pernah
mebicarakan genre-genre pertunjukan yang sudah dipelajari oleh para etnografer.
Mereka juga tidak berpikir tentang Lenong Betawi atau genre lokal lain. Makna ‘teater’
bagi Seniman Senen adalah sebuah genre baru yang terpisah dari tradisi desa dan
juga pertunjukan komersial era kolonial. Poko’e teater!
Dicuplik
dari: Indonesian Postcolonial Theatre by Evan Darwin Winet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar