Photo by Demarquet Geoffroy on www.flickr.com |
Dramaturgi dapat juga
secara luas diartikan sebagai “pengadaptasian sebuah cerita untuk bisa dipentaskan di atas panggung.”
Ahli dramaturgi memberi sebuah kerangka dan dasar bagi sebuah karya pertunjukan.
Ahli dramaturgi sering melakukan strategi untuk memanipulasi sebuah narasi sehingga
karya bisa merefleksikan sebuah semangat jaman melalui tanda-tanda lintas
budaya, genre, ideologi, keterwakilan gender dan lain-lain dalam dramatisasi.
Dramaturgi dalam bahasa Yunani
artinya menulis sebuah drama. Kini kata itu lebih mengarah pada makna studi
tentang komposisi dramatik dan penggambaran dari elemen-elemen utama drama di
atas panggung. Istilah itu pertama kali muncul dalam karya Gotthold Ephraim
Lessing berjudul Hamburg Dramaturgy (1767-69).
Lessing menyusun koleksi esai
tentang prinsip-prinsip drama ketika ia bekerja sebagai ahli dramaturgi di
Hamburg National Theatre. Dramaturgi berbeda dengan naskah lakon dan
penyutradaraan, meskipun ketiganya dapat dilakukan oleh satu orang.
Beberapa dramawan mengkombinasikan
penulisan dan dramaturgi ketika menciptakan sebuah karya. Sebagian lagi
mengundang seorang ahli dramaturgi, yang dalam istilah lain disebut dramaturg untuk mengadapatasi karya di
atas panggung.
Siapapun Bisa Disebut Ahli Dramaturgi
Sebenarnya siapapun
bisa bertindak ahli dramaturgi. Bahkan kita semua mungkin tanpa sadar telah mempraktekannya
(sebaga ahli dramaturgi). Karena jika seseorang melakukan kegiatan-kegiatan lebih dari satu peran kreatif,
maka dia bisa disebut sebagai ahli
dramaturgi.
Hal itu seperti sebuah proses peragian anggur menjadi minuman yang
berkualitas. Orang bersangkutan setelah melalui peragian (fermentasi) bertahun-tahun akan hadir dari dirinya pengetahuan dan
pengalaman. Wujudnya akan tampak melalui
hasil-hasil karyanya. Sebuah karya bertumbuh bersama orang bersangkutan sebagai
penciptanya.
Seseorang yang
menyutrdarai karyanya sendiri juga memiliki peran sebagai ahli dramaturgi
karena dia tahu bagaimana melakukan riset kontekstual bagi karyanya. Dia sangat
berperan dalam memahami bagaimana karyanya dapat menjangkau penonton lebih
luas.
Tetapi agar ia bisa
memberikan apa yang layak bagi karya, dia harus membuka pintu diri. Mereka yang
mengambil jarak dari niat pribadi dapat membuka kesempatan bagi sebuah dunia
kemungkinan tanpa batas secara dramaturgi.
Mengambil jarak dari
sebuah karya bukan sesuatu yang buruk. Sebaliknya bisa membuat seseorang
menemukan jantung pertunjukannya.
Photo by Rich Smith on www.flickr.com |
Multi Peran
Seseorang sebagai ahli
dramaturgi juga memiliki peran seperti DSM (Deputy Stage Manager). Sebuah peran
yang biasanya ada dalam produksi teater di Eropa dan Amerika. Dia akan menutun
proses sebuah lakon secara teknis. Seseorang sebagai ahli dramaturgi adalah
juga anggota penonton, yang berada di gedung teater dan secara aktif memasuki
sebuah negosisasi untuk memahami sebuah dunia di mana lakon berlangsung dan
secara konsekuen menganalisa elemen-elemen dramaturgi di belakangnya.
Pendapat bahwa setiap orang
adalah ahli dramaturgi karena dunia pertunjukan dilaksanakan secara dramaturgi.
Dengan demikian, seorang ahli dramaturgi telah mengambil waktu untuk
membenamkan diri ke dalam riset lakon secara kontekstual.
Sebuah proses
pertunjukan (teater) adalah sebuah lingkaran orang-orang kreatif yang saling berkait secara aktif dalam
kerangka kerja hingga akhir (pertunjukan).
Sehingga adalah sangat
penting bagi setiap orang memiliki selera (rasa) pada pada sebuah proses
produksi yang merupakan karya bersama. Semua
itu bertujuan untuk meraih sebuah pemahaman lebih baik berkaitan dengan teater.
Hal itu dapat meningkatkan
pengetahuan sesuai peran yang kita miliki. Siapapun yang terlibat dalam karya teater bukan sekedar "pembuat teater." Seorang drawamawan menganggap istilah itu sebagai istilah berbau kemalasan dari kebersediaan menegaskan tanggung jawab yang jelas
dari peran mereka.(ye)
source: dari berbagai sumber